Senin, 29 April 2013

Makanan Semut Krang Krang

Makanan Semut Rangrang
Makanan utama semut rangrang tidak lepas dari kandungan protein dan gula. Beternak semut rangrang di rumah juga harus bisa mengimbanginya walaupun tidak sama seperti di alam. Untuk protein bisa kita berikan jangkrik, cicak, kecoa, ulat hongkong , ulat kandang , belalang, tulang ikan, tulang ayam, tulang sapi dan sisa sisa makanan yang lain. Kemudian untuk kandungan gula bisa di berikan air lalu kita beri gula agak sedikit kental.
Gambar di atas adalah makanan yang saya berikan yaitu tulang ayam. Lihat sendiri betapa nikmatnya mereka menyantap hidangan yang saya sediakan. Tetapi itu ternak semut rangrang di pohon sendiri bukan di dalam toples. Karena mereka tidak bisa kemana mana maka saya kasih makanan. Makanan di atas tentunya tidak beda jauh sama ternak semut rangrang di dalam media toples. Selain berternak di media toples juga sekaligus melestarikan semut rangrang pada habitatnya.

Makanan  Semut Rangrang


Makanan  Semut Rangrang


Makanan semut rangrang tidak harus kita beri makan setiap hari. Kalau kebanyakan makanan yang di sediakan nantinya malah gak di makan dan di buang. Selalu berikan makanan semut secara variasi jangan satu macam. Tetapi jika memberikan makanan cukup banyak, kita tidak perlu memberikan makanan lagi selama berminggu minggu bahkan bisa sampai satu bulan ( buatkan tempat tersendiri untuk makanan yang melebihi kapasitas ). Dan untuk minuman jangan sampai terlambat. Apabila tidak ingin repot kasih saja minuman yang banyak di tempat lebih besar. Jadi setiap hari tidak perlu isi ulang. Seandainya anda tidak punya cukup waktu alias sibuk.
 
sumber: http://flodesta.blogspot.com/2012/05/makanan-utama-semut-rangrang.html
 

Cara memindahkan sarang kroto

Bagaimana cara memindahkan sarang kroto semut rangrang  dari alam ke dalam toples. Itulah pertanyaan pintar di tujukan  kepada mas bro. Oke, akan coba mas bro jelaskan caranya secara lengkap dan detail berdasarkan cara yang saya pakai selama ini. Kendala pertama kali dalam membudidayakan atau ternak semut rangrang adalah ketika harus memindahkan sarang kedalam suatu tempat. Resikonya pasti akan digigit. Banyak sekali dari sekian cerita mengalami masalah ini.

Cara Memindahkan Sarang Kroto Alam

Cara Memindahkan Sarang Kroto Alam Cara Memindahkan Sarang Kroto Alam


Ada banyak cara yang bisa sobat praktekan :

Cara Pertama:

1. Potong batang sarang semut rangrang  (tentunya akan sedikit mengalami kesulitan)

2. Masukan kedalam karung / plastik / toples  dan apa saja yang sekiranya  ada celah / lubang  udaranya.

3. Siapkan ember plastik besar yang tepi nya sudah di kasih tepung. Supaya semut rangrang tidak bisa naik keatas.

4. Masukan sarang kedalam ember plastik tersebut dengan 

catatan harus di buka / buang daun daun beserta jaring jaringnya agar ketika bersarang membuat sarang baru tidak membawa jaring yang lama. Pengalaman kalau tidak di bersihkan nantinya toples akan terlihat kotor.

5. Buat jembatan penghubung antara ember dengan toples dengan menggunakan sapu lidi atau penghubung yang lain (pastinya ada jembatanya) terserah mau pakai apa saja bisa.
6. Setelah itu tingggal saja, tidak sampai satu hari semut rangrang akan bersarang secara alami.

Catatan : toples sudah tersedia makanan dan minuman.

Cara ke dua:

Setelah sarang dimasukkan kedalam ember dan sudah di bersihkan dari daun beserta jaringnya. Sobat bisa langsung meletakan kedalam toples dengan menggunakan tangan. Tentunya tangan sudah ada pelindungnya.. Tidak sampai menunggu habis  semut di dalam ember.
Cara ke tiga pakai teknik anda sendiri tentunya (masih banyak cara). haha...
Itulah cara memindahkan dengan versi mas bro. Silahkan sobat bisa pakai cara mana. Semoga bisa bermanfaat bagi sobat semua yang ingin membudidayakan semut rangrang.
sumber: http://flodesta.blogspot.com/2012/05/cara-memindahkan-sarang-kroto-alam.html

Budidaya Kroto

Para pencinta burung tentu tahu akan hal ini, ya kroto adalah makanan “special” untuk burung berkicau. Kenapa special, anda tahu harga kroto yang kian hari kian mahal tentunya membuat kita harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi makanan kesayangan burung kita.

Peluang pasar yang kian terbuka lebar ini tentunya bagus untuk kita budidayakan, kenapa? Melihat dengan tingginya permintaan dan supply yang hanya mengandalkan dari alam yang kadang tidak menentu tentunya membuat hukum ekonomi tidak seimbang, jadi solusinya adalah “beternak kroto atau budidaya kroto”

Larva semut rang-rang “kroto”
Sebenarnya mengambil larva semut merah dari alam ini boleh-boleh saja, asal terkendali dan dengan cara yang tepat. Masalahnya, cara pengambilan kroto kadang kurang bijaksana dengan merusak seluruh sarang hingga bisa membahayakan koloni semut merah. Seharusnya, yang diambil itu sarang yang berisi telur atau larva saja. Sarang yang tak ada telurnya atau sarang ratu semut sepatutnya tidak diusik.

Lebih baik lagi, semut merah dibudidayakan untuk menghasilkan kroto. Apalagi, budidaya semut merah ini termasuk mudah dilakukan. Sebagai modal awal, kita cari sarang ratu semut. Memang perlu kerja keras membedah satu per satu sarang untuk menemukan sang ratu. Begitu ditemukan , potonglah cabang tempat semut bersarang dan kita letakkan ke pohon inang baru. Agar mereka cepat nyaman di tempat baru, suguhi dengan bangkai serangga dan cairan manis. Secara alami, semut merah dapat menghasilkan 1 kg kroto dalam 10 hari.

Makanan Semut Rang-rang “kroto”
Campur tangan manusia dengan menyediakan cairan manis, bangkai hewan kecil, tulang atau sisa makanan berdaging lainnya akan meningkatkan produksi. Sarang atau koloni semut merah dalam satu pohon bisa mencapai lebih dari satu, yang terdiri atas sarang pusat, sarang telur, dan sarang satelit. Sarang pusat biasanya terletak di tajuk pohon. Di sarang pusat ini berdiam ratu semut, yang jumlahnya mencapai 2-6 ekor per koloni.

Ratu semut rang-rang “kroto”
Ratu semut berukuran paling besar. Sarang telur, berukuran sedang, merupakan tempat telur dan larva semut. Sarang satelit tersebar di tempat-tempat tertentu di pohon sebagai pos terdekat gudang makanan. Ini salah satu cara bertahan dari pengganggu atau musuh alami.

Sepanjang hidupnya ratu akan bertelur lagi begitu telur dan larva diambil. Jadi, kita perlu mengusahakan agar semut, apalagi ratunya, tidak terbunuh saat mengambil telur. Dalam dunia binatang, semut termasuk pemakan segala, terutama hewan kecil, serangga, bangkai, atau sisa makanan rumah tangga. Bila semua makanan itu tak ada, mereka akan menyantap rumput muda atau mencari honeydew, cairan manis yang keluar dari pangkal cabang muda.

Manfaat Lain Semut Rang-rang “Kroto”
Sebagai hewan pemangsa, semut merah juga bisa menjadi pengendali hama alami pertanian. Semut pekerja sangat agresif terhadap serangga lainnya dan pada hewan segala ukuran. Bila ada yang menyentuh pohon yang mereka tinggali, mereka akan menyerang bersama-sama dengan gigitan menyakitkan.

Karena sifat itu, sejumlah pertanian organik di Thailand telah memanfaatkan jasa mereka. Di Jember, Jawa Timur, setelah pengamatan berbulan-bulan, seorang penyuluh pertanian menemukan bahwa semut merah bisa dimanfaatkan sebagai pengusir tikus. Tikus ternyata tak suka daerah yang banyak semut merahnya. Tikus juga terlalu "pintar" hingga tak mau menyantap makanan yang sudah diberi racun tikus.

Akhirnya, dicoba dengan menyebarkan ikan asin kegemaran tikus. Tapi, ikan asin itu tak selalu habis dimakan, dan kadang dibawa tikus ke sarngnya. Semut merah mencium adanya sisa ikan asin. Begitu semut merah datang, tikus pun pergi. Semut juga meningkatkan kadar karbon dalam tanah dengan menambahkan zat hara dari kotoran dan sisa-sisa makanan mereka, serta menjaga suhu dan kelembaban lingkungan pada kadar sesuai. Tanaman yang tumbuh dengan dan dekat sarang semut tumbuh lebih subur dibandingkan dengan tanaman lain.

Sumber :
http://budidayakroto.blogspot.com/2011/04/budidaya-kroto-kenapa-tidak.html

Peluang emas ternak kroto

Para pencinta burung tentu tahu akan hal ini, ya kroto adalah makanan “special” untuk burung berkicau. Kenapa special, anda tahu harga kroto yang kian hari kian mahal tentunya membuat kita harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi makanan kesayangan burung kita.

Peluang pasar yang kian terbuka lebar ini tentunya bagus untuk kita budidayakan, kenapa? Melihat dengan tingginya permintaan dan supply yang hanya mengandalkan dari alam yang kadang tidak menentu tentunya membuat hukum ekonomi tidak seimbang, jadi solusinya adalah “beternak kroto atau budidaya kroto”

Larva semut rang-rang “kroto”
Sebenarnya mengambil larva semut merah dari alam ini boleh-boleh saja, asal terkendali dan dengan cara yang tepat. Masalahnya, cara pengambilan kroto kadang kurang bijaksana dengan merusak seluruh sarang hingga bisa membahayakan koloni semut merah. Seharusnya, yang diambil itu sarang yang berisi telur atau larva saja. Sarang yang tak ada telurnya atau sarang ratu semut sepatutnya tidak diusik.

Lebih baik lagi, semut merah dibudidayakan untuk menghasilkan kroto. Apalagi, budidaya semut merah ini termasuk mudah dilakukan. Sebagai modal awal, kita cari sarang ratu semut. Memang perlu kerja keras membedah satu per satu sarang untuk menemukan sang ratu. Begitu ditemukan, potonglah cabang tempat semut bersarang dan kita letakkan ke pohon inang baru. Agar mereka cepat nyaman di tempat baru, suguhi dengan bangkai serangga dan cairan manis. Secara alami, semut merah dapat menghasilkan 1 kg kroto dalam 10 hari.

Makanan Semut Rang-rang “kroto”
Campur tangan manusia dengan menyediakan cairan manis, bangkai hewan kecil, tulang atau sisa makanan berdaging lainnya akan meningkatkan produksi. Sarang atau koloni semut merah dalam satu pohon bisa mencapai lebih dari satu, yang terdiri atas sarang pusat, sarang telur, dan sarang satelit. Sarang pusat biasanya terletak di tajuk pohon. Di sarang pusat ini berdiam ratu semut, yang jumlahnya mencapai 2-6 ekor per koloni.

Ratu semut rang-rang “kroto”
Ratu semut berukuran paling besar. Sarang telur, berukuran sedang, merupakan tempat telur dan larva semut. Sarang satelit tersebar di tempat-tempat tertentu di pohon sebagai pos terdekat gudang makanan. Ini salah satu cara bertahan dari pengganggu atau musuh alami.

Sepanjang hidupnya ratu akan bertelur lagi begitu telur dan larva diambil. Jadi, kita perlu mengusahakan agar semut, apalagi ratunya, tidak terbunuh saat mengambil telur. Dalam dunia binatang, semut termasuk pemakan segala, terutama hewan kecil, serangga, bangkai, atau sisa makanan rumah tangga. Bila semua makanan itu tak ada, mereka akan menyantap rumput muda atau mencari honeydew, cairan manis yang keluar dari pangkal cabang muda.

Manfaat Lain Semut Rang-rang “Kroto”
Sebagai hewan pemangsa, semut merah juga bisa menjadi pengendali hama alami pertanian. Semut pekerja sangat agresif terhadap serangga lainnya dan pada hewan segala ukuran. Bila ada yang menyentuh pohon yang mereka tinggali, mereka akan menyerang bersama-sama dengan gigitan menyakitkan.

Karena sifat itu, sejumlah pertanian organik di Thailand telah memanfaatkan jasa mereka. Di Jember, Jawa Timur, setelah pengamatan berbulan-bulan, seorang penyuluh pertanian menemukan bahwa semut merah bisa dimanfaatkan sebagai pengusir tikus. Tikus ternyata tak suka daerah yang banyak semut merahnya. Tikus juga terlalu "pintar" hingga tak mau menyantap makanan yang sudah diberi racun tikus.

Akhirnya, dicoba dengan menyebarkan ikan asin kegemaran tikus. Tapi, ikan asin itu tak selalu habis dimakan, dan kadang dibawa tikus ke sarngnya. Semut merah mencium adanya sisa ikan asin. Begitu semut merah datang, tikus pun pergi. Semut juga meningkatkan kadar karbon dalam tanah dengan menambahkan zat hara dari kotoran dan sisa-sisa makanan mereka, serta menjaga suhu dan kelembaban lingkungan pada kadar sesuai. Tanaman yang tumbuh dengan dan dekat sarang semut tumbuh lebih subur dibandingkan dengan tanaman lain.

Sumber :
http://budidaya-kroto.blogspot.com/2011/06/budidaya-kroto-sebagai-peluang-emas.html

Prospek ternak kroto

Kroto adalah nama yang diberikan orang Jawa untuk campuran larva dan pupa semut penganyam Asia (terutama Oecophylla smaragdina). Campuran ini terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia, karena larva semut populer sebagai umpan ikan, dan juga sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung-burung pedendang. Para penggemar burung memberi kroto yang kaya protein dan vitamin untuk burung peliharaannya, demi kepuasan mereka mendengarkan kicauan burung yang merdu, atau waktu mereka menyiapkan burung-burungnya untuk mengikuti lomba burung pedendang.

Habitat Semut Rangrang
Semut ini memiliki cara hidup yang khas, yaitu merajut daun-daun pada pohon untuk membuat sarang. Semut itu menyukai udara segar sehingga tidak mungkin ditemukan di dalam rumah. Hal itu pula yang menyebabkan mengapa mereka tidak membuat sarang di dalam tanah, melainkan pada pohon. Selain perilakunya yang khas dalam membuat sarang, tubuh semut rangrang lebih besar dan perilakunya lebih agresif daripada semut lainnya.

Biasanya, jenis pohon yang disukai semut rangrang antara lain rambutan, mangga, dan jambu. Semut ini juga senang membuat sarang di pohon jati, sukun, dan mengkudu. Ukuran sarang cenderung mengikuti ukuran daun. Untuk mencari kroto diperlukan piranti khusus, yang bisa dibuat sendiri. Piranti ini terdiri atas bambu sebagai penyangga dan alat penjaring.
Ukuran penyangga cukup berpengaruh terhadap hasil. Makin tinggi ukurannya, makin besar pula hasil yang diperoleh. Alat penjaring terbuat dari kain kasa yang dibentuk seperti kerucut. Alat penjaring digantungkan pada penyangga, dengan menggunakan tali rafia, pada ketiga bagian sisinya. Alat penjaring juga dapat diganti dengan besek, yang bagian tengahnya dibuat runcing. Kroto diambil dengan menggunakan bambu yang ujungnya dipasangi besek tersebut.
Ujung yang runcing berfungsi untuk menusuk sarang semut, sehingga telur-telurnya jatuh di besek. Lubang tusukan yang kecil ini secara alamiah akan ditutup oleh telur-telur semut rangrang yang akan dihasilkan beberapa hari kemudian. Biasanya, pemanenan di tempat yang sama baru dapat diulangi satu bulan kemudian.

Manfaat Ekonomi
Selama ini pasokan pasar burung atau toko yang menjual pakan burung hanya menggantungkan dari pengumpul kroto yang berasal dari tangkapan alam. Kita tahu alam tidak setiap saat menyediakan kroto apalagi saat musim penghujan.
Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut.

Jika anda tertarik pada kegiatan pembudidayaan, tentunya banyak manfaat yang dapat dirasakan. Yang terlihat jelas tentunya manfaat ekonomi. Harga kroto berkisar antara Rp 30 ribu - Rp 50 ribu/kg, harga yang sangatlah menggiurkan tentunya.
Saat ini, biasanya hanya para petani buah-buahan yang tertarik membudidayakannya, karena mereka juga mengambil manfaat semut rangrang untuk menjaga kebun buah-buahannya.
Selain itu, dengan memanfaatkan semut rangrang secara maksimal, petani dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang merupakan sumber polusi udara, tanah dan air.
Kebun anda akan menjadi lebih alami, burung-burung dan lebah akan mendatangi kebun dan memberikan keuntungan tambahan, antara lain sebagai predator dan parasitoid yang dapat membantu melindungi kebun.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Delta Mekong, Vietnam, petani yang memelihara semut rangrang hanya menghabiskan 25- 50% dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian bahan kimia, bila dibandingkan dengan yang tidak memelihara semut, sehingga rata-rata hasil panennya tetap memberikan pendapatan bersih yang lebih tinggi.
Semut rangrang juga bermanfaat pada tanaman buah-buahan. Di Australia, kualitas dan hasil panen mete lebih tinggi pada tanaman yang dihuni semut rangrang dan tanpa menggunakan bahan kimia bila dibandingkan dengan kebun yang menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan hamanya.

Selain itu, bubidaya semut rangrang di perkebunan, juga dapat mengasilkan buah organik. Saat ini pandangan orang terhadap buah organik telah berubah, sehingga buah organik memperoleh harga pasar yang lebih tinggi.
Meskipun anda belum memiliki cukup sarana dan tempat, anda dapat mulai meningkatkan ketrampilan dalam menumbuhkan buah-buahan organik yang bermutu tinggi. Di masa mendatang akan ada mekanisme pelabelan (ekolabel) dan struktur pemasaran yang diakui untuk buah organik.

Klasifikasi Semut Rangrang
Semut ini mempunyai nama berbeda-beda, misalnya semut kuning (Vietnam, Cina), semut merah (Thailand) dan semut hijau (Australia). Klasifikasi berdasarkan warna bukan cara yang tepat digunakan untuk membandingkan spesies semut pada suatu negara, antarnegara, apalagi antar benua.

Untuk membedakan dengan semut lain, para ahli memberikan nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla smaragdina untuk semut rangrang yang ada di Asia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang yang ada di Afrika. Ratu Semut Semut rangrang mempunyai kehidupan sosial seperti halnya semut pada umumnya. Hewan ini hidup dalam kelompok sosial di mana pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe individunya (kastanya). Dengan kerja sama dan organiasi yang baik serta disiplin, mereka dapat melakukan banyak hal. Masyarakat semut dari yang beranggotakan beberapa ekor hingga yang beranggotakan beberapa sarang dinamakan koloni.

Dalam satu koloni terdapat beberapa tipe individu, yaitu yang pertama adalah ratu semut. Dalam tiap-tiap koloni yang terdiri dari satu atau beberapa sarang, dapat ditemukan satu atau beberapa ekor ratu semut. Ratu semut mudah dikenali karena tubuhnya lebih besar, berwarna hijau hingga coklat dengan perut besar dan menghasilkan banyak telur.
Yang kedua adalah semut jantan, biasanya tubuhnya lebih kecil daripada ratu semut, berwarna kehitam-hitaman dan hidupnya singkat. Setelah mengawini ratu, ia mati. Di laboratorium semut jantan dapat hidup selama 1 minggu, sedangkan ratu semut dan semut pekerja dapat hidup beberapa bulan.
Kemudian yang ketiga adalah semut pekerja, semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Mereka tinggal di dalam sarang dan merawat semut-semut muda. Dan yang terakhir adalah semut prajurit merupakan anggota yang paling banyak jumlahnya alam koloni dan bertanggung jawab untuk semua aktivitas dalam koloninya. Mereka menjaga sarang dari serangan pengacau, mengumpulkan dan membawa makanan untuk semua anggota koloninya, serta membangun sarang.

Makanan
Makanan semut sangat beragam, namun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein dan gula. Tidak seperti semut lain, semut jenis ini lebih menyukai protein daripada gula. Protein dapat ditemukan pada daging, ikan, ayam, tikus dan serangga. Semut rangrang aktif mencari makanan dan membawanya ke dalam sarang untuk seluruh anggota sarang tersebut. Mereka memangsa berbagai jenis hama, misalnya ngengat yang aktif pada malam hari maupun yang bersembunyi di bawah daun pada siang hari.

Selain butuh protein, semut rangrang memerlukan makanan tambahan berupa gula. Untuk mendapatkan gula, semut rangrang lebih suka mencari cadangan gula seperti embun madu (yang dikeluarkan oleh serangga pengisap cairan tanaman) atau nektar. Embun madu tersebut diperlukan sebagai energi tambahan pada periode awal pembangunan sarang.
Maka, ketika membangun sarang, semut rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh serangga penghasil embun madu dan memasukkannya ke dalam sarang.

Yang mengagumkan, ternyata semut ini memiliki perilaku yang layak ditiru oleh manusia, diantaranya adalah pemberani. Rangrang dikenal berani menyerang organisme lain yang mengganggu meskipun ukuran tubuhnya 100 kali lebih besar dari mereka. Selain itu semut ini juga sangatlah lincah dan dapat berlarian ke atas dan ke bawah pohon sepanjang hari.
Disiplin Koloni semut rangrang juga sangat disiplin. Apabila ada aktivitas yang harus dilakukan secara berkelompok, maka semua akan berperan serta dalam aktivitas tersebut. Tak seekor semut pun yang meninggalkan kelompoknya. Cobalah amati bila mereka sedang membangun sarang. Yang terakhir, semut tersebut juga dikenal cerdas. Kelompok semut rangrang membangun sistem komunikasi di antara mereka dengan mengeluarkan aroma dan sentuhan tertentu.

Dalam waktu singkat, semua anggota kelompok dapat mengetahui apabila terjadi sesuatu dalam kelompoknya dan mereka akan langsung melakukan pembagian tugas, apa yang harus dilakukan. Semut itu memang memiliki kebiasaan menggigit manusia yang datang mendekati sarangnya atau lintasannya. Orang yang belum mengetahui manfaatnya, akan menganggap semut rangrang sebagai suatu masalah, padahal sebenarnya gigitan semut itu tidak begitu sakit dan rasa sakit tersebut cepat menghilang.

Dan jangan salah, si merah ini ternyata memiliki kelebihan tersendiri. Bagi para petani, semut itu cukup berguna sebagai pembasmi dan pengendali hama tanaman. Semut rangrang dapat membunuh hama tanaman yang menyebabkan tanaman para petani itu tumbuh dengan baik. Siapa sangka, semut rangrang yang cukup ditakuti keberadaannya ini ternyata bermanfaat juga.

Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara. Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia), mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih segar.

Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan hama tungau, pengorok daun dan penyakit ’greening” pada kebun jeruk.

Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi Eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan coklat dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus. Bukankah itu sesuatu yang mengagumkan?

Sumber :
http://budidayanews.blogspot.com/2011/06/prospek-bisnis-kroto-semut-rangrang.html

Ternak kroto media bambu

Dari sekian banyak kesalahan yang selalu kita lakukan sehari hari, pasti ada kebaikan yang menyelip di hati kita. Semut rangrang merupakan mahluk hidup yang kadang sering mengganggu kita, tetapi sangat banyak sekali keuntungannya bagi kita. Semut rangrang merupakan predator penyakit tumbuhan, seperti ulat bulu yang sekarang sekarang ini banyak sekali di perbincangkan di tv tv. Bahkan keganasan ulat bulu sekarang ini merupakan hal yang sangat serius yang perlu kita pahami bersama. Dengan semakin sedikitnya predator ulat bulu semakin gampangnya ulat bulu berkembang, jadi sekarang ini mulailah kita sadar terhadap lingkungan kita. Kita sadar, bahwa dengan membudidayakan semut rangrang ini mungkin kita bisa sedikit mengurangi penyakit tanaman pada tumbuhan yang kita pelihara.

Semut rangrang ini bisa dibudidayakan secara tradisional maupun secara intensip. Budidaya semut rangrang secara tradisional bisa kita kembangkan dengan memindahkan segerombolan atau sarang dari pohon yang satu ke pohon yang lainya. Dalam budidaya semut rangrang secara intensif saya terobsesi ketika ingat pengalaman saya ketika waktu kecil, yaitu sekitar beberapa tahun yang lalu.

Beberapa tahun lalu aku sering bermain dengan semut rangrang dan waktu itu saya memasukan segerombolan semut rangrang pada tabung bambu. Kemudian tabung bambu itu saya taro pada pohon kering yang berada di tengah tengah kolam. Anehnya itu tabung bambu jadi juga dibikin sarang oleh semut. Hal ini mungkin dikarnakan di pohon itu tidak ada daun untuk dijadikan sarang jadi semut nyarang di dalam tabung bambu itu. Dengan pengalaman ini, saya coba membudidayakan semut rangrang di dalam potongan bambu, dan alhamdulilah sedikit demi sedikit mau juga semut bersarang.

Cara pembuatan :
Sediakan potongan potongan bambu kurang lebih 40 cm (sesuai keinginan) 10 biji (semakin banyak potongan bambu semakin banyak penghasilan seroto dan bibit), kayu papan untuk talenan bambu dan papan untuk bertengger itu semut, dan kita bikin tatakan untuk nyimpan itu bambu di kolam, kita bikin di kolam supaya semut tidak kabur, dan tidak diganggu oleh semut beda jenis. Nah setelah itu kita taro papan pada tatakan yang sudah kita bikin dan taro itu bambu diatas papan itu...., setelah itu kita mindahin bibit segerombolan semut rang rang bersama ratu ratunya taro di atas bambu atau papan atau langsung kita masukan ke dalam tabung bambunya supaya lebih cepat bersarang (tiap sarang pasti memiliki ratu), insya alloh itu semut nyarang didalam bambu. Jangan lupa kasih makanan secukupnya, tulang tulang hewan, bangkai apa aja serangga juga mau, sekali kali kasih air gula karena semua semut sangat membutuhkan rasa manis.

Insya allah dengan ketelatenan pasti bisa berkembang.

Sumber :
http://budidayanews.blogspot.com/2012/01/budidaya-semut-rang-rang-kroto-dengan.html

Ternak Kroto media toples

Salah satu media untuk cara budidaya kroto semut rangrang adalah toples. Toples yang biasa digunakan adalah toples plastik transparan yang ada di pasaran yang pada umumnya sering digunakan untuk tempat kerupuk atau makanan kecil. Harga di pasar bervariasi tergantung ukuran dan juga merek.

Bahan dan estimasi biaya cara budidaya kroto dengan media toples

Bahan yang di butuhkan untuk 1 buah toples budidaya kroto toples adalah :
1 buah Toples 10 Lt, dengan harga Rp 13.000
1 buah Nampan plastik diameter agak besar, dengan harga Rp 7.000
1 rengkot/lepak/tempat nasi plastik, dengan harga Rp 6.000

Cara membuat media toples untuk budidaya kroto

Lubangi bagian bawah toples dengan diameter 7 cm, cukup 1 lubang. Kemudian letakan nampan plastik dengan posisis datar, isi air hingga hampir 1/2 bagian nampan. Lalu taruh batu bata ditengah nampan sebagai media meletakan toples.

Lubang toples yang telah dibuat kita tutup menggunakan lakban untuk mencegah lari semut setelah kita pindah semut rangrang dari sarang sebelumnya ke toples yang telah kita sediakan. Tutup rapat dengan tutupnya (disini kita siap-siap untuk diserang dan digigit oleh semut rangrang karena mereka pasti merasa terancam).

Letakan toples ke media rantang / batu bata dengan posisi tutup pada bagian bawah setelah posisi baik dan benar buka lakban yang tadi menempel. Maka segeralah para semut tersebut akan berlarian lewat lubang itu. Bila kita membeli bibit dari penjual yang sudah bermedia toples maka kita tinggal memposisikan terbalik. Kemudian membuka lakbannya lebih aman dan praktis. Sebagai media pakan kita bisa menggunakan potongan gelas air mineral atau tempat pakan burung ukuran kecil, tempat minum bisa dari tutup botol air mineral, sebagai pakan awal bisa kita beri ulat hongkong, minum dengan air gula agak kental.

Sumber :
http://idwirausaha.blogspot.com/2012/11/cara-budidaya-kroto-metode-toples.html

Ternak Kroto Tanpa Pohon

Pernahkah terlintas di fikiran anda bahwa ternyata Kroto Semut Rangrang menyimpan peluang usaha yang menjanjikan? Pada postingan kali ini saya akan share tentang Cara budidaya kroto semut rangrang.

Semut rangrang ternyata sangat ampuh untuk menekan penyebaran ulat bulu sebab semut rangrang adalah predator sejati bagi ulat bulu. Peluang usaha semut rangrang adalah dari telurnya atau biasa kita sebut dengan kroto. Cara budidaya semut rangrang juga terbilang mudah dan tidak seribet yang kita bayangkan.

Kroto atau telur semut rangrang ( jawa : kranggang ) adalah salah satu makanan terbaik untuk burung kicau, namun semakin lama keberadaan kroto semakin sulit di cari, oleh sebab itulah harga kroto dipasaran semakin mahal saja. Ini tentu bisa menjadi prospek bisnis yang sangat bagus untuk di kembangkan jika kita bisa membudidayakan kroto semut rangrang sendiri.

Harga kroto dipasaran umumnya di patok dengan harga 45 hingga 80 ribu bahkan hingga 100 ribu perkilogramnya. Siapapun dapat mengembangkan bisnis budidaya kroto ini termasuk anda juga. Nah bagi anda yang tertarik untuk membudidayakan kroto, silahkan simak cara budidaya kroto di bawah ini.

Cara Budidaya Kroto Semut Rangrang Tanpa Pohon

Langkah pertama adalah kita cari sarang ratu semut rangrang / semut merah penghasil kroto. Perlu kerja keras untuk mengerahui satu per satu sarang semut rangrang / semut merah untuk menemukan sang ratu. Begitu kita temukan, potong cabang tempat semut bersarang dan kita letakkan ke pohon inang baru. Agar mereka cepat nyaman di tempat baru, suguhi dengan bangkai serangga dan cairan manis. Secara alaminya, semut rangrang / semut merah penghasil kroto dapat menghasilkan hingga 1 kg kroto dalam 10 hari.

Peran manusia dengan menyediakan cairan manis, bangkai hewan-hewan kecil, tulang atau sisa makanan berdaging lainnya akan meningkatkan produksi. Sarang atau koloni semut rangrang / semut merah penghasil kroto di dalam satu pohon bisa mencapai lebih dari satu, yang terdiri atas sarang pusat, sarang telur, dan sarang satelit. Sarang pusat biasanya terletak di tajuk pohon. Di sarang pusat ini berdiam ratu semut, yang jumlahnya mencapai 2-6 ekor per koloni.

Ratu semut berukuran paling besar. Sarang telur, berukuran sedang, merupakan tempat telur dan larva semut. Sarang satelit tersebar di tempat-tempat tertentu di pohon sebagai pos terdekat gudang makanan. Ini salah satu cara bertahan dari pengganggu atau musuh alami.

Demikianlah sekilas tentang budidaya kroto semut rangrang.

Sumber :
http://peluangusaha-oke.com/cara-budidaya-kroto-semut-rangrang-tanpa-pohon/

SWOT

The SWOT analysis is a valuable step in your situational analysis. Assessing your firm’s strengths, weaknesses, market opportunities, and threats through a SWOT analysis is a very simple process that can offer powerful insight into the potential and critical issues affecting a venture.

The SWOT analysis begins by conducting an inventory of internal strengths and weaknesses in your organization. You will then note the external opportunities and threats that may affect the organization, based on your market and the overall environment. Don’t be concerned about elaborating on these topics at this stage; bullet points may be the best way to begin. Capture the factors you believe are relevant in each of the four areas. You will want to review what you have noted here as you work through your marketing plan. The primary purpose of the SWOT analysis is to identify and assign each significant factor, positive and negative, to one of the four categories, allowing you to take an objective look at your business. The SWOT analysis will be a useful tool in developing and confirming your goals and your marketing strategy.

Some experts suggest that you first consider outlining the external opportunities and threats before the strengths and weaknesses. Marketing Plan Pro will allow you to complete your SWOT analysis in whatever order works best for you. In either situation, you will want to review all four areas in detail.

Strengths
Strengths describe the positive attributes, tangible and intangible, internal to your organization. They are within your control. What do you do well? What resources do you have? What advantages do you have over your competition?

You may want to evaluate your strengths by area, such as marketing, finance, manufacturing, and organizational structure. Strengths include the positive attributes of the people involved in the business, including their knowledge, backgrounds, education, credentials, contacts, reputations, or the skills they bring. Strengths also include tangible assets such as available capital, equipment, credit, established customers, existing channels of distribution, copyrighted materials, patents, information and processing systems, and other valuable resources within the business.

Strengths capture the positive aspects internal to your business that add value or offer you a competitive advantage. This is your opportunity to remind yourself of the value existing within your business.

Weaknesses

Note the weaknesses within your business. Weaknesses are factors that are within your control that detract from your ability to obtain or maintain a competitive edge. Which areas might you improve?

Weaknesses might include lack of expertise, limited resources, lack of access to skills or technology, inferior service offerings, or the poor location of your business. These are factors that are under your control, but for a variety of reasons, are in need of improvement to effectively accomplish your marketing objectives.

Weaknesses capture the negative aspects internal to your business that detract from the value you offer, or place you at a competitive disadvantage. These are areas you need to enhance in order to compete with your best competitor. The more accurately you identify your weaknesses, the more valuable the SWOT will be for your assessment.

Opportunities

Opportunities assess the external attractive factors that represent the reason for your business to exist and prosper. These are external to your business. What opportunities exist in your market, or in the environment, from which you hope to benefit?

These opportunities reflect the potential you can realize through implementing your marketing strategies. Opportunities may be the result of market growth, lifestyle changes, resolution of problems associated with current situations, positive market perceptions about your business, or the ability to offer greater value that will create a demand for your services. If it is relevant, place time frames around the opportunities. Does it represent an ongoing opportunity, or is it a window of opportunity? How critical is your timing?

Opportunities are external to your business. If you have identified “opportunities” that are internal to the organization and within your control, you will want to classify them as strengths.

Threats

What factors are potential threats to your business? Threats include factors beyond your control that could place your marketing strategy, or the business itself, at risk. These are also external – you have no control over them, but you may benefit by having contingency plans to address them if they should occur.

A threat is a challenge created by an unfavorable trend or development that may lead to deteriorating revenues or profits. Competition – existing or potential – is always a threat. Other threats may include intolerable price increases by suppliers, governmental regulation, economic downturns, devastating media or press coverage, a shift in consumer behavior that reduces your sales, or the introduction of a “leap-frog” technology that may make your products, equipment, or services obsolete. What situations might threaten your marketing efforts? Get your worst fears on the table. Part of this list may be speculative in nature, and still add value to your SWOT analysis.

It may be valuable to classify your threats according to their “seriousness” and “probability of occurrence.”
The better you are at identifying potential threats, the more likely you can position yourself to proactively plan for and respond to them. You will be looking back at these threats when you consider your contingency plans.